Yogyakarta 22
Oktober 2013. 2 tahun sebelum terjadi musibah ketika kehilangan yang sangat dia
cintai. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada seorang lelaki bernama Bima
penuh semangat dan ambisi untuk menyelesaikan studinya mendapatkan gelar
sarjana peternakan dengan IPK kumlot. Untuk mendapatkan IPK kumlot tidak mudah
baginya, sadar akan kurangnya potensi yang dimiliki untuk meraih IPK tersebut,
dia membutuhkan teman yang dapat menjelaskan materi mata kuliah, akan tetapi
apakah teman yang memiliki kecerdasan di atas dia bersedia untuk membantu
mengajarkan.
Malam itu Aku
menggenjot sepeda yang berwarna pink dari kampus menuju kos, pemandangan yang
luar biasa, banyak manusia yang menikmati kebahagian dalam dunia malam ini, bercanda
dangan kawan – kawan bernostalgia dibawah terpal biru dengan di suguhin minuman
kehangatan dari jahe susu, teh hangat dan jajanan ringan ala angkringan khas
jogja. Lanjut aku menggenjot sepeda ditemani gelap malam di kelilingi oleh
bintang – bintang yang bercahaya memancarkan keindahan, bulan pun sirna
tertutup oleh awan tipis yang meninggalkan cahaya disekitarnya. Akhirnya sampe
juga Aku di kos untuk melepas lelah akan semua kegiatan di kampus hari ini,
Menyeduh susu hangat membuat Aku kembali segar, kembali Aku semangat untuk
mengerjakan tugas kampus malam ini, di tengah malam yang sangat sunyi Aku
kesulitan untuk menyelesaikan tugas ini, Aku sudah semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan tugas Aku pun tidak sanggup menyelesaikannya, berbaring di kasur
sangat emput untuk meregangkan badan ini, membayangkan akankah Aku sanggup
untuk mendapatkan sebuah gelar sarjana, bagaimana cara Aku untuk menghadapinya,
aku lelah akan semua ini, tanggung jawab yang di berikan sangatlah berat
bebanya, terbayang oleh Ku untuk menyerah untuk melanjutkan kuliah ini, Aku
terlelap dalam hening malam.
Semester 3 UTS
sudah tiba, Aku mengikuti banyak kegiatan kampus tak sempat belajar ujian UTS
siang ini, pagi ini aku menuju perpustakaan terlihat wanita satu angkata sedang belajar. Dinda namanya, Aku
ingin sekali belajar dengan Dia tetapi Aku malu untuk mendekatinya, Dia adalah
wanita yang pintar, wajahnya manis dan bersih. Aku mencoba melangkahkan kaki
menuju bangku Dia, Aku mulai grogi ketika Aku menyapa Dia, ketika Aku sapa, Dia
pun balas sapa dengan senyuman yang sangat teramat manis mengalihkan indahnya
dunia ini, Aku duduk di depannya dan ingin belajar bersama, Dia tidak keberatan
dengan kehadiran Aku, Dia mengajarkan semua yang di mengerti, cara mengajar Dia
ada yang berbeda dengan yang lain, Aku memahami semua yang di jelaskanya cara
bicara untuk melakukan penerangan sangat di perjelas, dan akhirnya jam UTS
segera mulai kita menuju ruang ujian dan Aku mengucapkan terima kasih kepada
dia, UTS UTS selanjutnya Aku selalu belajar bersama Dia. Hari – hari Aku
lakukan bersamanya, hingga menjelang UAS aku masih belajar bersama Dia hingga
datangnya waktu pengumuman nilai akhir semester keluar, Aku membuka portal
akademik aku tulis nama dan nomor mahasiswa dengan mengucap bismilah aku buka
bagian nilai, IP semester ini naik dengan rasa senang Aku tersenyum dalam hati
berkat Dinda aku bisa melakukan ini semua.
Libur semester
Aku bermain dengan Dia, sebagai rasa terima kasih telah belajar bersama membuat
IP semester ini naik, Aku mengajak dia nonton bioskop film yang Aku tontong
bersama dia adalah Laskar Pelangi, ruang bioskop yang di penuhi penonton
membuat film ini semakin ramai ketika adegan yang sangat mengispirasi, penuh
tawa yang membuat ruang ini semakin terasa seperti berada dalam film tersebut,
detik film telah berakhir penonton berdiri untuk keluar dari ruang, dengan
jalan berdesakan Aku berpegang tangan dengan Dinda agar tidak terpisah oleh
ramainya penonton, tangan halus Dia selalu terpegang oleh Ku hingga di café,
terlepas tangan yang ingin Aku genggam kembali tak ingin sekali Ku lepaskan,
pesan sebuah makan untuk menghilangkan lapar, bercerita tentang kehidupan Dia,
Dia adalah anak tunggal, tinggal bersama Ibunya, Entah bagaimana rasa hati
mendengar keadaan Dia, hidup Ku sangat beruntung di banding Dia, Dia harus
belajar sungguh sungguh untuk mendapatkan nilai terbaik agar selalu mendapatkan
beasiswa untuk meringankan beban Ibunya, sungguh anak yang sholeha, Amin.
Selesai makan kita kembali ke kos kita masing masing, bagi Ku hari ini adalah
kenangan yang tak terlupakan bisa jalan berdua dengan dirinya.
Bagi ku Dinda
adalah seorang wanita yang sangat menarik dan manis pula wajahnya. Sekatika itu
aku membelikan Dinda sebuah Yougurt produksi oleh mahasiswa Fakultas Peternakan
yang di jual di Plaza Agro Dinda menerima pemberian aku, Dinda tersenyum manis
dan mengucapkan terima kasih. Wah rasanya senang bisa membahagiakan dan membuat
Dinda tersenyum. Semenjak aku memberi Yougurt, Aku mendengar dari temanya bahwa
Dinda tidak menyukai Yougurt, Aku merasa terheran heran dan sangat kagum pada
Dinda, walaupun Dinda tidak menyukai yougurt Dinda tetap mengambilnya untuk
menjaga perasaan Aku yang sudah berusaha membelikan yougurt untuk Dinda. Aku
sangat heran karena ada manusia seperti Dinda yang memikirkan hal semacam itu,
hanya soal sepela supaya tidak menyakiti perasaan orang lain, Aku berfikir
mungkin Dinda mengetahui apa yang Aku rasakan terhadap Dirinya. Dinda
mengetahui bahwa Aku suka dengan Dirinya.
Cerdas, manis,
dan juga masih muda diantara teman satu angkatanya. Di umur yang sangat muda
Dinda dapat menyelesaikan kuliahnya dengan cepat, Aku yakin dia bakal menjadi
mahasiswa termuda yang lulus di Fakultas Peternakan UGM. Dengan nilai yang
sangat bagus Dinda mendapatkan sebuah beasiswa bahkan Aku dengar Dinda dapet
belajar di Jepang untuk melanjutkan kuliahnya. Dia sangat pintar bagi ku, Aku
sendiri menjadi minder dengan dirinya. Satu hal yang Aku pikirkan JIKA Aku
berpacaran dengan Dinda, Aku sangat malu dengan prestasi Aku yang di raih
dengan dirinya berbeda jauh, Aku merasa Dinda pun menyukai Aku, Kita sering
berpergian, belajar bareng untuk membahas mata kuliah yang tidak aku paham, dia
adalah guru Aku. Suatu ketika Dinda menceritakan tentang soal asmara Dirinya,
Sebelum kita dekat Dinda memiliki seorang kekasih tetapi karena kurang
komunikasi mereka putus, yah namanya juga LDR, bisa di bilang kurang
komunikasinya karena akhir – akhir ini dekan dengan Aku.
Hari – hari
seperti biasa kita sering bertemu dan pada akhirnya kita jarang ketemu karena
memiliki kesibukan yang berbeda – beda, lagi banyak fokul terhadap mata kuliah
yang diperdalam, dan Aku mendengar kabar dari seorang teman bahwa Dinda telah
balikan kembali dengan mantanya yang dulu sempat putus, Aku agak kecewa, Aku
selalu berfikir apakah karena kita tidak sedeket dulu karena dipisahkan dengan
kesibukan kita masing – masing sehingga Dinda balikan lagi dengan mantanya,
kenangan bersama Dinda di malam itu terputar oleh memori di otak ini, ada rasa
yang membuat hati ini berdebar sangat kencang, menyesal Aku tidak mengungkapkan
rasa yang ada didalam hati ini. Aku merasa kehilangan Dinda, semenjak itu sifat
malas Aku keluar kembali Aku jarang ke kampus, mungkin Aku tidak kuat untuk
melihat Dinda di kampus, bahkan kedekatan Aku dengan Dinda waktu itu bisa di
bilang kita pacaran di mata teman – teman kampus. Aku tidak bisa menjalankan,
selalu berfikir aku menyesal – menyesal kenapa Aku tidak berani untuk mengungkapkanya
yang jelas – jelas Dinda telah memutuskan pacarnya waktu itu karena kita sangat
dekat, itu merupakan sebuah kode dan bahkan ketika kita jarang bertemu Dinda
balikan dengan mantanya, Dinda terlalu lama untuk menunggu Aku, Dinda pasti
berfikir Aku gak sesayang apa yang Dinda pikirkan, untuk mengungkapnya aja
tidak berani sehingga Aku tidak begitu sayang terhadapnya. Malam itu nasi sudah
menjadi bubur, apa yang mesti aku berbuat, aku menghabiskan waktu untuk
memikirkan dirinya sangatlah sia – sia, kalau begini terus, hidup aku akan
rusak, hancur tidak dapat bangkit, ini bukan siapa yang dapat mempengaruhi hidup
Aku lebih baik, tapi dari dalam diri Aku sendiri untuk bisa berbangkit segera
untuk menjalankan hidup yang baru. Sedikit demi sedikit Aku bangkin untuk
melakukan aktifitas di kampus dikit demi sedikit tidak memikirkan hal tentang
dirinya Aku mencari kesibukan bahkan sesibuk sibuk mungkin agar Aku tidak
memikirkan tentang Dinda. Aku yakin dalam kenangan Aku dengan Dinda tidak bisa
terlupakan, Aku juga yakin Dinda akan mengingat tentang kenangan kita bersama,
maka dari itu Aku sadar diri tidak akan bisa melupakan kenangan kita berdua ,
Aku pun mencari kesibukan memikirkan rencana – rencana kedepan agar selalu maju
lebih baik, sehingga memori aku dengan Dinda terdapat Di dasar otak yang sangat
dalam tertimbun oleh memori – memori yang baru yang selalu Aku putar untuk
maju, ,melangkahkan hidup ini menuju yang lebih baik.
Sudah hampir
setahun Aku tidak mendengar dari Dinda, Aku mendapat kabar bahwa Dinda hampir
menyelesaikan tugas akhirnya dan Dinda mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan
kuliah di Jepang. Sore itu Aku masih di kawasan kampus, tumben sangat ramai
kampus ini, mungkin karena nanti malam ada acara paduan suara sehingga panitia
sangat sibuk untuk mendekor panggung untuk acara malam ini. Aku duduk di ruang
asisten sedang browsing, entah seketika itu sekilas memikirkan tentang Dinda
yang sebentar lagi sukses bahkan sudah sukses dalam perjuangan hidup ini, Aku
sangat rindu kepada Dirinya. Mulai bosen di ruang asisten Aku pun beranjak
turun untuk segera pulang, Aku berjalan menurunkan langkah ke lantai bawah dan
melewati lorong karena posisi sepeda Aku ada di dekat pos satpam, Aku berjalan
di bawah lorong yang akan mengantarkan Aku ke sebuah pos satpam, ketika Aku
melangkah di bawah lorong di depan mata Aku terlihat Dinda yang berjalan ke
arah berlawanan, seketika itu Dinda tersenyum melihat Aku sampailah pertemuan
dan kita saling berhenti, Dinda bertanya kepada Aku “gimana kabar Kamu?” Aku menjawab
“Alhamdulilah Baik Din” kamu? “alhamdulilah agak sakit perut, hehehe” Aku
bertanya Kamu mau kemana? “Aku mau pulang, Aku duluan yah. Dadah”, “ok. Kamu
hati – hati yak”. Pertemuan yang sangat singkat dan dia berpamitan untuk pulang
mungkin karena perutnya sakit. Padahal Aku ingin sekali ngobrol dengan Dinda
sangat banyak sekali, yah tapi mau apa buat Dinda sudah berpamitan.
Malam itu Aku
menonton acara paduan suara, sangat meriah, semua bergembira di acara itu.
Setelah acara selesai cintong sebuah grup angkatan di sebuah sosial media
memberikan notif mengabarkan tentang Dinda yang bertulisan “apa benar, apakah
Dinda sudah tidak ada?’ seketika itu grup menjadi percakapan, satu angkatan
ingin mendengar kabar Dinda. Malam itu Kami berkumpul di kampus untuk mencari
informasi apa yang terjadi dengan Dinda. Dari teman – teman yang telah mendapat
kabar bahwa Dinda telah meninggalkan kita semua karena kecelakaan, motornya di
tabrak oleh truck. Dinda meninggal di tempat. Banyak dari Kami semua tidak
mempercayai kabar ini, teman – teman dekat Dinda menangis dengan kencang tidak
percaya terhadap berita ini. Untuk memastikan perwakilan dari kami untuk pergi
kerumahnya untuk mencari informasi apakah berita ini benar atau hanya sekedar
kabar burung. Perwakilan pun berangkat Kami yang berada di kampus segera pulang
untuk mendapatkan berita selanjutnya. Sesampai di kos aku berbaring memikirkan
tentang dirinya ketika sore itu bertemu, mengingat percakapan kita berdua
tentang kata – kata terkhir “Aku pulang dulu yah, Dadah. Apakah Dinda
berpamitan selamanya waktu itu. Notif berbunyi. Perwakilan sudah datang di
rumahnya dan memberikan kabar buruk inalilahiwainalillahirojiun. Dinda telah
berpulang KERahmatulloh. Ada rasa kehilangan tapi kok bisa yang dalam pikiran,
Dinda telah meninggalkan Kami terlebih dahulu, padahal Dinda masih sangat muda
dari seperjuangan Kami. Ini semua sudah takdir. Gak hanya Aku tapi Kami semua
sangat kehilangan Dinda. Keesokan harinya kami melayat mengantarkan jenazah
sampai di kubur sangat ramai yang datang untuk mengantarkan Alm. Dinda. Semua
merasa kehilangan Dinda, semoga amal ibadah Kamu di terima di sisi-Nya dan
insyaAllah Surga. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar