Kamis, 27 November 2014

Semoga Amal Ibadah Kamu Di Terima Di Sisi-Nya

Yogyakarta 22 Oktober 2013. 2 tahun sebelum terjadi musibah ketika kehilangan yang sangat dia cintai. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada seorang lelaki bernama Bima penuh semangat dan ambisi untuk menyelesaikan studinya mendapatkan gelar sarjana peternakan dengan IPK kumlot. Untuk mendapatkan IPK kumlot tidak mudah baginya, sadar akan kurangnya potensi yang dimiliki untuk meraih IPK tersebut, dia membutuhkan teman yang dapat menjelaskan materi mata kuliah, akan tetapi apakah teman yang memiliki kecerdasan di atas dia bersedia untuk membantu mengajarkan.
Malam itu Aku menggenjot sepeda yang berwarna pink dari kampus menuju kos, pemandangan yang luar biasa, banyak manusia yang menikmati kebahagian dalam dunia malam ini, bercanda dangan kawan – kawan bernostalgia dibawah terpal biru dengan di suguhin minuman kehangatan dari jahe susu, teh hangat dan jajanan ringan ala angkringan khas jogja. Lanjut aku menggenjot sepeda ditemani gelap malam di kelilingi oleh bintang – bintang yang bercahaya memancarkan keindahan, bulan pun sirna tertutup oleh awan tipis yang meninggalkan cahaya disekitarnya. Akhirnya sampe juga Aku di kos untuk melepas lelah akan semua kegiatan di kampus hari ini, Menyeduh susu hangat membuat Aku kembali segar, kembali Aku semangat untuk mengerjakan tugas kampus malam ini, di tengah malam yang sangat sunyi Aku kesulitan untuk menyelesaikan tugas ini, Aku sudah semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas Aku pun tidak sanggup menyelesaikannya, berbaring di kasur sangat emput untuk meregangkan badan ini, membayangkan akankah Aku sanggup untuk mendapatkan sebuah gelar sarjana, bagaimana cara Aku untuk menghadapinya, aku lelah akan semua ini, tanggung jawab yang di berikan sangatlah berat bebanya, terbayang oleh Ku untuk menyerah untuk melanjutkan kuliah ini, Aku terlelap dalam hening malam.
Semester 3 UTS sudah tiba, Aku mengikuti banyak kegiatan kampus tak sempat belajar ujian UTS siang ini, pagi ini aku menuju perpustakaan terlihat wanita  satu angkata sedang belajar. Dinda namanya, Aku ingin sekali belajar dengan Dia tetapi Aku malu untuk mendekatinya, Dia adalah wanita yang pintar, wajahnya manis dan bersih. Aku mencoba melangkahkan kaki menuju bangku Dia, Aku mulai grogi ketika Aku menyapa Dia, ketika Aku sapa, Dia pun balas sapa dengan senyuman yang sangat teramat manis mengalihkan indahnya dunia ini, Aku duduk di depannya dan ingin belajar bersama, Dia tidak keberatan dengan kehadiran Aku, Dia mengajarkan semua yang di mengerti, cara mengajar Dia ada yang berbeda dengan yang lain, Aku memahami semua yang di jelaskanya cara bicara untuk melakukan penerangan sangat di perjelas, dan akhirnya jam UTS segera mulai kita menuju ruang ujian dan Aku mengucapkan terima kasih kepada dia, UTS UTS selanjutnya Aku selalu belajar bersama Dia. Hari – hari Aku lakukan bersamanya, hingga menjelang UAS aku masih belajar bersama Dia hingga datangnya waktu pengumuman nilai akhir semester keluar, Aku membuka portal akademik aku tulis nama dan nomor mahasiswa dengan mengucap bismilah aku buka bagian nilai, IP semester ini naik dengan rasa senang Aku tersenyum dalam hati berkat Dinda aku bisa melakukan ini semua.
Libur semester Aku bermain dengan Dia, sebagai rasa terima kasih telah belajar bersama membuat IP semester ini naik, Aku mengajak dia nonton bioskop film yang Aku tontong bersama dia adalah Laskar Pelangi, ruang bioskop yang di penuhi penonton membuat film ini semakin ramai ketika adegan yang sangat mengispirasi, penuh tawa yang membuat ruang ini semakin terasa seperti berada dalam film tersebut, detik film telah berakhir penonton berdiri untuk keluar dari ruang, dengan jalan berdesakan Aku berpegang tangan dengan Dinda agar tidak terpisah oleh ramainya penonton, tangan halus Dia selalu terpegang oleh Ku hingga di café, terlepas tangan yang ingin Aku genggam kembali tak ingin sekali Ku lepaskan, pesan sebuah makan untuk menghilangkan lapar, bercerita tentang kehidupan Dia, Dia adalah anak tunggal, tinggal bersama Ibunya, Entah bagaimana rasa hati mendengar keadaan Dia, hidup Ku sangat beruntung di banding Dia, Dia harus belajar sungguh sungguh untuk mendapatkan nilai terbaik agar selalu mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban Ibunya, sungguh anak yang sholeha, Amin. Selesai makan kita kembali ke kos kita masing masing, bagi Ku hari ini adalah kenangan yang tak terlupakan bisa jalan berdua dengan dirinya.
Bagi ku Dinda adalah seorang wanita yang sangat menarik dan manis pula wajahnya. Sekatika itu aku membelikan Dinda sebuah Yougurt produksi oleh mahasiswa Fakultas Peternakan yang di jual di Plaza Agro Dinda menerima pemberian aku, Dinda tersenyum manis dan mengucapkan terima kasih. Wah rasanya senang bisa membahagiakan dan membuat Dinda tersenyum. Semenjak aku memberi Yougurt, Aku mendengar dari temanya bahwa Dinda tidak menyukai Yougurt, Aku merasa terheran heran dan sangat kagum pada Dinda, walaupun Dinda tidak menyukai yougurt Dinda tetap mengambilnya untuk menjaga perasaan Aku yang sudah berusaha membelikan yougurt untuk Dinda. Aku sangat heran karena ada manusia seperti Dinda yang memikirkan hal semacam itu, hanya soal sepela supaya tidak menyakiti perasaan orang lain, Aku berfikir mungkin Dinda mengetahui apa yang Aku rasakan terhadap Dirinya. Dinda mengetahui bahwa Aku suka dengan Dirinya.
Cerdas, manis, dan juga masih muda diantara teman satu angkatanya. Di umur yang sangat muda Dinda dapat menyelesaikan kuliahnya dengan cepat, Aku yakin dia bakal menjadi mahasiswa termuda yang lulus di Fakultas Peternakan UGM. Dengan nilai yang sangat bagus Dinda mendapatkan sebuah beasiswa bahkan Aku dengar Dinda dapet belajar di Jepang untuk melanjutkan kuliahnya. Dia sangat pintar bagi ku, Aku sendiri menjadi minder dengan dirinya. Satu hal yang Aku pikirkan JIKA Aku berpacaran dengan Dinda, Aku sangat malu dengan prestasi Aku yang di raih dengan dirinya berbeda jauh, Aku merasa Dinda pun menyukai Aku, Kita sering berpergian, belajar bareng untuk membahas mata kuliah yang tidak aku paham, dia adalah guru Aku. Suatu ketika Dinda menceritakan tentang soal asmara Dirinya, Sebelum kita dekat Dinda memiliki seorang kekasih tetapi karena kurang komunikasi mereka putus, yah namanya juga LDR, bisa di bilang kurang komunikasinya karena akhir – akhir ini dekan dengan Aku.
Hari – hari seperti biasa kita sering bertemu dan pada akhirnya kita jarang ketemu karena memiliki kesibukan yang berbeda – beda, lagi banyak fokul terhadap mata kuliah yang diperdalam, dan Aku mendengar kabar dari seorang teman bahwa Dinda telah balikan kembali dengan mantanya yang dulu sempat putus, Aku agak kecewa, Aku selalu berfikir apakah karena kita tidak sedeket dulu karena dipisahkan dengan kesibukan kita masing – masing sehingga Dinda balikan lagi dengan mantanya, kenangan bersama Dinda di malam itu terputar oleh memori di otak ini, ada rasa yang membuat hati ini berdebar sangat kencang, menyesal Aku tidak mengungkapkan rasa yang ada didalam hati ini. Aku merasa kehilangan Dinda, semenjak itu sifat malas Aku keluar kembali Aku jarang ke kampus, mungkin Aku tidak kuat untuk melihat Dinda di kampus, bahkan kedekatan Aku dengan Dinda waktu itu bisa di bilang kita pacaran di mata teman – teman kampus. Aku tidak bisa menjalankan, selalu berfikir aku menyesal – menyesal kenapa Aku tidak berani untuk mengungkapkanya yang jelas – jelas Dinda telah memutuskan pacarnya waktu itu karena kita sangat dekat, itu merupakan sebuah kode dan bahkan ketika kita jarang bertemu Dinda balikan dengan mantanya, Dinda terlalu lama untuk menunggu Aku, Dinda pasti berfikir Aku gak sesayang apa yang Dinda pikirkan, untuk mengungkapnya aja tidak berani sehingga Aku tidak begitu sayang terhadapnya. Malam itu nasi sudah menjadi bubur, apa yang mesti aku berbuat, aku menghabiskan waktu untuk memikirkan dirinya sangatlah sia – sia, kalau begini terus, hidup aku akan rusak, hancur tidak dapat bangkit, ini bukan siapa yang dapat mempengaruhi hidup Aku lebih baik, tapi dari dalam diri Aku sendiri untuk bisa berbangkit segera untuk menjalankan hidup yang baru. Sedikit demi sedikit Aku bangkin untuk melakukan aktifitas di kampus dikit demi sedikit tidak memikirkan hal tentang dirinya Aku mencari kesibukan bahkan sesibuk sibuk mungkin agar Aku tidak memikirkan tentang Dinda. Aku yakin dalam kenangan Aku dengan Dinda tidak bisa terlupakan, Aku juga yakin Dinda akan mengingat tentang kenangan kita bersama, maka dari itu Aku sadar diri tidak akan bisa melupakan kenangan kita berdua , Aku pun mencari kesibukan memikirkan rencana – rencana kedepan agar selalu maju lebih baik, sehingga memori aku dengan Dinda terdapat Di dasar otak yang sangat dalam tertimbun oleh memori – memori yang baru yang selalu Aku putar untuk maju, ,melangkahkan hidup ini menuju yang lebih baik.
Sudah hampir setahun Aku tidak mendengar dari Dinda, Aku mendapat kabar bahwa Dinda hampir menyelesaikan tugas akhirnya dan Dinda mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Jepang. Sore itu Aku masih di kawasan kampus, tumben sangat ramai kampus ini, mungkin karena nanti malam ada acara paduan suara sehingga panitia sangat sibuk untuk mendekor panggung untuk acara malam ini. Aku duduk di ruang asisten sedang browsing, entah seketika itu sekilas memikirkan tentang Dinda yang sebentar lagi sukses bahkan sudah sukses dalam perjuangan hidup ini, Aku sangat rindu kepada Dirinya. Mulai bosen di ruang asisten Aku pun beranjak turun untuk segera pulang, Aku berjalan menurunkan langkah ke lantai bawah dan melewati lorong karena posisi sepeda Aku ada di dekat pos satpam, Aku berjalan di bawah lorong yang akan mengantarkan Aku ke sebuah pos satpam, ketika Aku melangkah di bawah lorong di depan mata Aku terlihat Dinda yang berjalan ke arah berlawanan, seketika itu Dinda tersenyum melihat Aku sampailah pertemuan dan kita saling berhenti, Dinda bertanya kepada Aku “gimana kabar Kamu?” Aku menjawab “Alhamdulilah Baik Din” kamu? “alhamdulilah agak sakit perut, hehehe” Aku bertanya Kamu mau kemana? “Aku mau pulang, Aku duluan yah. Dadah”, “ok. Kamu hati – hati yak”. Pertemuan yang sangat singkat dan dia berpamitan untuk pulang mungkin karena perutnya sakit. Padahal Aku ingin sekali ngobrol dengan Dinda sangat banyak sekali, yah tapi mau apa buat Dinda sudah berpamitan.
Malam itu Aku menonton acara paduan suara, sangat meriah, semua bergembira di acara itu. Setelah acara selesai cintong sebuah grup angkatan di sebuah sosial media memberikan notif mengabarkan tentang Dinda yang bertulisan “apa benar, apakah Dinda sudah tidak ada?’ seketika itu grup menjadi percakapan, satu angkatan ingin mendengar kabar Dinda. Malam itu Kami berkumpul di kampus untuk mencari informasi apa yang terjadi dengan Dinda. Dari teman – teman yang telah mendapat kabar bahwa Dinda telah meninggalkan kita semua karena kecelakaan, motornya di tabrak oleh truck. Dinda meninggal di tempat. Banyak dari Kami semua tidak mempercayai kabar ini, teman – teman dekat Dinda menangis dengan kencang tidak percaya terhadap berita ini. Untuk memastikan perwakilan dari kami untuk pergi kerumahnya untuk mencari informasi apakah berita ini benar atau hanya sekedar kabar burung. Perwakilan pun berangkat Kami yang berada di kampus segera pulang untuk mendapatkan berita selanjutnya. Sesampai di kos aku berbaring memikirkan tentang dirinya ketika sore itu bertemu, mengingat percakapan kita berdua tentang kata – kata terkhir “Aku pulang dulu yah, Dadah. Apakah Dinda berpamitan selamanya waktu itu. Notif berbunyi. Perwakilan sudah datang di rumahnya dan memberikan kabar buruk inalilahiwainalillahirojiun. Dinda telah berpulang KERahmatulloh. Ada rasa kehilangan tapi kok bisa yang dalam pikiran, Dinda telah meninggalkan Kami terlebih dahulu, padahal Dinda masih sangat muda dari seperjuangan Kami. Ini semua sudah takdir. Gak hanya Aku tapi Kami semua sangat kehilangan Dinda. Keesokan harinya kami melayat mengantarkan jenazah sampai di kubur sangat ramai yang datang untuk mengantarkan Alm. Dinda. Semua merasa kehilangan Dinda, semoga amal ibadah Kamu di terima di sisi-Nya dan insyaAllah Surga. Amin

Tidak ada komentar: