Selasa, 07 Juni 2011

PINDAH

Di cerita gue yang puntus nyambung gue menulis kelas 3 pindah ke cilegon awalnya gue memang betah di Ponorogo tetapi karena satu hal gue harus pindah ke cilegon. Awal cerita ketika itu gue bayak masalah – masalah yang bikin gue pusing bahkan gara – gara masalah tersebut berat badan gue turun, hehehe waktu tuh sempet kurus gue. Perpindahan ini bayak sekali membuat ke bingungan orang bayak dari sodara – sodara gue, nenek gue, hingga orang tua gue yang sangat bingung, sedangkan teman  - teman gue tidak mengetahui sama sekali atas perpindahan itu, alasan gue pindah bukan karena berantam, uang ataupun pacar. tapi gue merasa kangen ingin dekat bersama orang tua seumuran gue harusnya masih dapat kasih sayang, hal ini membuat sedih ketika gue melihat teman – teman yang masih bersama orang tuanya. Ketika di kos melihat Angga berkumpul dengan anggota keluarganya gue teringan kembali, ketika itu gue sempat merenung kenapa gue mesti sekolah di sana entah pikiran waktu itu, apa karena bebas dengan kga ada yang mengawasi dari orang tua gue bisa berbuat semaunya tetapi semua itu salah gue butuh kasih sayang orang tua, semalaman gue menangis sedih dengan memikirkan kesalahan – kesalahan yang telah di berbuat gue sangat merindukan mereka, pada pagi hari mata gue membengkak besar karena tangisan yang sangat lama, entah kenapa gue bertambah kacau di saat itu pikiran gue yaitu hanya ingin pindah, pindah dan pindah. Akhirnya gue memutuskan untuk menelfon babeh gue menjelaskan semuanya gue bilang gue pingin pindah berbagai alasan gue pakai supaya dapat pindah ke Cilegon. Dan pada akhirnya orang tua gue menyetujui dan keluarga gue menjemput untuk mengurus perpindahan, tinggal gue menunggu waktu, gue udah gak memikirkan kehidupan gue di Ponorogo lagi, dari sodara, nenek, teman, pacar gue lupakan demi untuk mendapatkan kasih sayang yang telah hilang.

Mamih ini anak mu mas uQi udah punya pacar namanya Intan, entah hal apa yang gue lakukan untuk mengenalkan Intan kepada orang tua gue, mereka gue ajak ke rumah Intan pikir gue sekarang kaya gue udah di tunangin aja ama Intan, padahan sekedar pacar gue gak mau anggap dia lebih dekat dari pacar hanya gue anggap Intan adalah seorang yang mengajarkan bayak hal kepada gue, berkat dia gue mengenal semuanya tentang hidup dari tingkah ke dewasaan. Ketika main ke rumahnya Intan di ajak keluar dengan keluar entah apa maksudnya yang pesti ini adalah pertemuan terakhir kalinya untuk tidak berjumpa dengan dia lagi, apa jadinya gue tanpa dia, yang pasti suasana gue ada rasa kehilangan dia tetapi gue juga merasa senang akan dapat kasih sayang kembali. Selasai mengajak keliling dan makan Intan pundi antar pulang, lanjut gue perjalanan pulang ke rumah nenek gue untuk mengemas, ketika perjalanan gue dapat sms dari Intan yang mengatakan “Qi mungkin hubungan kita cukup sampai sini aja kita tidak mungkin menjalankanya dari jarak jauh,.............” dan pada akhir kalimat sms dia mengatakan selamat tinggal semoga kita dapat berjumpa lagi. Dalam hal ini gue berfikir apaka Intan akan melakukan tindakan yang tidak – tidak. Sms tersebut pun gue kasih tau ke pada orang tua, babeh langsung membelokan mobil kembaliuntuk menuju ke rumahnya Intan sesampai di sana Intan melihat kedatangan gue kembali dia jatuh pingsan, entah apa yang terjadi gue tidak tau, apa dia merasa takut kehilangan gue, yang jelas adanya kejadian tersebut gue merasa tidak nyaman untuk meninggalkan dia, tapi mau gak mau gue harus meningglkan dia. Ketika dia sadar gue dan keluarga untuk kembali ke rumah nenek. Besok paginya gue siap untuk menjalani hidup yang baru gue siap untuk segalanya dalam hati gue merasa sangat senang dapat manjalani hidup dengan penuh kasih sayang.